Sabtu, 21 Juni 2008

PANDANGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN TERHADAPINTERAKSI MANUSIA DENGAN DUNIA LUAR

  1. PENDAHULUAN

Dalam dunia ilmu pengetahuan terdapat banyak cabang ilmu salah satu diantaranya adalah ilmu psikologi yang berusaha mengungkap segala aspek kepribadian dan tingkah laku manusia baik bersifat jasmaniah maupun rohaniah, baik teoritis mapun dengan melihat kegunaannya di dalam praktek, baik secara individual maupun dalam hubungannya dengan dunia luar (lingkungannya).

Ilmu Psikologi ini memiliki beberapa cabang antara lain psikologi industri, psikologi manajemen, psikologi pendidikan dan lain lain. Dengan demikian psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai ilmu psikologi yang diterapkan dalam dunia pendidikan dengan ruang lingkup pada penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan tehnik-tehnik psikologi ke dalam pendidikan. Dengan demikian, psikologi pendidikan erat kaitannya dengan interkasi manusia dengan lingkungannya.

Manusia dalam melakukan interaksi dengan dunia luar atau lingkungannya di sebabkan banyak factor. Dalam diri manusia terdapat dorongan dorongan yang merupakan keperluan hidupnya, melangsungkan dan mengembangkannya, karena memang manusia memerlukan udara, makanan, persahabatan, ilmu pengetahuan, persekutuan dan kesusilaan. Karena itu, manusia tidak mampu hidup dengan dirinya sendiri atau tanpa bantuan dengan lingkungan disekitarnya atau dunia luar.

Manusia dalam perkembangan biologisnya melalui beberapa tahapan dengan karakteristik yang berbeda disetiap jenjang kehidupannya. Mulai pada usia anak- anak manusia secara psikologis tidak mampu menghidupi dirinya sendiri, hampir semua kehidupannya tergantung dengan dunia luar. Karena itu manusia sejak lahir tidak bisa dipisahkan dengan pengaruh dunia luar. Proses perkembangan dan pertumbuhan kemampuan intelegensi yang dimiliki secara bertahap mengalami penyempurnaan dan proses pendidikan dirinya berkembang pula seiring dengan perkembangan fisiknya.

Dunia pendidikan merupakan perangkat yang tidak berdiri sendiri pada pengembangan individu. Karena itu, pendidikan harus diartikan sebagai proses pendewasaan alam piker manusia yang melibatkan banyak aspek dan komponen dari luar pendidikan itu sendiri. Karena pendidikan merupakan sebuah system yang digerakan oleh banyak komponen yang bekerja secara sinergi sehingga pendidikan itu dapat dinikmati oleh manusia.

Pada system pendidikan, komponen yang ada di dalamnya antara lain : adalah guru yang professional, sarana dan prasarana yang memadai, kurikulum yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan serta komponen komponen lainnya. Dengan demikian, psikologi dalam kajiian semua aspek kehidupan manusia termasuk aspek pendidikan dan perkembangan diri manusia itu sendiri, tidak dapat dipisahkan pengaruhnya dengan dunia luar atau lingkungan sekitarnya.

  1. PANDANGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Jika kita dalami tentang ilmu psikologi maka dapat dikatakan bahwa ilmu psikologi sudah mencakup masalah pendidikan, karena hamper semua sendi kehidupan manusia di kaji da dipelajari oleh ilmu psikologi ini. Namun parallel dengan perkembangan dan teknologi yang semakin pesat dan kebutuhan manusia yang makin kompes kini banyak disiplin ilmu yang berkembang dan terpecah menjadi beberapa cabang ilmu yang akhirnya berdiri sendiri. Demikian pula psikologi pendidikan yang merupakan pecahan dari psikologi. Kini para ahli psikologi pendidikan pada umumnya berpendapat bahwa psikologi pendidikan adalah psikologi yang diterapkan di dalam pendidikan.

Selanjutnya dijelaskan pula di dalam encyclopedia bahwa belajar yang efesien juga bergantung / dipengaruhi oleh iklim belajar (learning climate) yang mencakup keadaan fisik, social dan mental siswa, minat, sikap, dan nilai-nilai, sikap kepribadiannya, kecakapan kecakapannya, dan sebagainya. Oleh karena itu, para ahli psikologi pendidikan mencoba untuk menguraikan hal-hal tersebut sedemikian rupa sehingga dapat membantu guru-guru untuk menciptakan terjadinya iklimdan proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien. Karena psikologi pendidikan mendasarkan uraiannya pada metode-metode ilmiah untuk mendapatkan dan mengaplikasikan di dalam bidang pendidikan, maka psikologi pendidikan, maka psikologi pendidikan disebut pula ilmu terapan.

Senada dengan apa yang telah diuraikan diatas, Crow & Crow pun menyatakan bahwa psikologi pendidikan merupakan suatu ilmu yang berusaha menjelaskan masalah-masalah belajar yang dialami individu dari sejak lahir sampai berusia lanjut, terutama yang menyangkut kondisi-kondisi yang mempengaruhi belajar.

Dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya dangan masalah pendidikan terutama yang menpengaruhi proses dan keberhasilan belajar.

Psikologi pendidikan memang merupakan ilmu yang memusatkan dirinya pada penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan tehnik tehnik psikologi kedalam pendidikan. Maka ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topoik-topik psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan. Crow & crow mengemukakan bahwa psikologi pendidikan sebagai ilmu terapan (applied science) berusaha untuk menerangkan masalah belajar menurut prinsip-prinsip dan fakta fakta mengenai tingkah laku manusia yang telah ditentukan secara ilmiah.

Dari pendapat Crow & crow yang dimuat dalam buku Psikologi Pendidikan, karangan Drs. M. Ngalin Purwanto, MP hal 10, diperoleh gambaran tentang ruang lingkup psikologi pendidikan anatar alain :

1. Sampai sejauh mana factor-faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh terhadap belajar

2. Sifat-sifat dari proses belajar.

3. Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar (learnng readiness).

4. Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan – perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar.

5. Perubahan-perubahan jiwa yang terjadi selama proses belajar mengaar.

6. Hubungan antara prosedur mengaar dengan hasil belajar.

7. Tehnik tehnik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar

8. Pengaruh atau akibat relative dari pendidikan formal di bandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadap suatu nindividu.

9. Nilai/ manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personil sekolah.

10. Akibat/pengaruh psikologis (psychological impact) yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa.

Dari apa yang telah di uraikan di atas, jelas betapa luas bidang garapan yang tercakup dalam psikologi pendidikan itu. Namun demikian, untuk memudahkan penguasaannya, bidang garapan yang sangat luas itu kemudian dibagi-bagi menjadi beberapa bagian, seperti Psikologi Perkembangan, Manajemen Instruksional, Prinsip-prinsip Belajar dan Mengajar, Penilaian Pencapaian Belajar Siswa, dan ‘Psikologi Pendidikan.

C. MANUSIA BERINTERAKSI DENGAN DUNIA LUAR

Manusia sebagai individu dalam suatu dunia yang bukan dirinya sendiri, tetapi yang mutlak diperlukan untuk hidupnya. Tapa dunia luar itu ia pasti mati. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, melangsungkan dan mengembangkannya, manusia membutuhkan makanan, udara, juga memerlukan persahabatan, ilmu pengetahuan, persekutuan dan kesusilaan.

Daya-daya yang mendorong manusia dari untuk melakukan perbuatan untuk beriteraksi dengan dunia luar agar dapat melangsungkan dan mengembangkan hidupnya disebut dorongan nafsu (driften ). Yang dimaksud dengan dorongan nafsu adalah kekuatan pendorong maju yang memaksa dan mengejar kepuasan dengan jalan mencari, mencapai sesuatu yang berupa benda-benda ataupun nilai-nilai yang tertentu.

Manusia adalah mahluk yang belum lengkap dan yang membutuhkan dunia luar untuk berkembang mencapai kesempurnaannya, baik jasmani maupun rohani. Dorongan nafsu itulah yang merupakan kekuatan di dalam diri kita, yang mendorong kita maju untuk memiliki benda-benda dan nilai-nilai itu,. Dorongan nafsu adalah bentuk penjelmaan hidup yang tertentu.

Dorongan nafsu itu dapat dibagi menjadi tiga golongan:

a. dorongan nafsu mempertahankan diri: mencari makanan jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri agar tetap sehat, mencari perlindungan untuk hidup aman, dsb.

b. Dorongan nafsu mengembangkan diri: dorongan ingin tahu, melati dan mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya.Pada manusia dorongan inilah yang menjadikan kebudayaan manusia makin maju dan makin tinggi.

c. Dorongan nafsu mempertahankan jenis: manusia ataupun hewan secara sadar maupun tidak sadar, selalu menjaga agar jenisnya ataupun keturunannya tetap berkembang dan hidup. Dorongan nafsu ini antara lain terjelma dalam adanya perjodohan dan perkawinan serta dorongan untuk memelihara dan mendidik anak-anak.

Ada pula yang membagi dorongan nafsu itu menjadi 4 macam antara lain :

a. dorongan nafsu vital ( hayati )

b. dorongan nafsu egois

c. dorongan nafsu social, dan

d. dorongan nafsu supra social

Dengan melihat kepada pembagian tersebut diatas, ada beberapa ahli psikologi yang menempatkan dorongan nafsu itu hanya pada nafsu vital saja, yakni yang berhungan dengan kebutuhan kita sebagai mahkluk biologis, seperti lapar, haus, merasa dingin. Sedangkan untuk mengetakan dorongan yang berhubungan dengan kebutuhan psikis, digunakan kata: kecenderungan ( neiging ), termasuk keinginan, hasrat dan kemauan.

Agar kita jangan terlalu membedakan manusia atas makhluk biologis ( persesuaian dengan hewan ), kita menggunakan istilah : dorongan nafsu untuk menyatakan gejala-gejala yang menekan manusia untuk mencari nilai-nilai dan benda-benda pada umumnya. Tetapi kita tak lupa pula bahwa nafsu vital itu mempunyai dasar fisiologis atau biologis. Sedangkan yang lainnya berdasarkan kebtuhan psiko-fisis sekaligus. Jadi dorongan yang dimaksud di atas tidak harus ada hubungannya dengan kebutuhan kejasmanian/ biologis.

Hendaknya jangan pula dilupakan, bahwa 4 macam dorongan nafsu tersebut di atas, tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan satu sama lain berhubungan erat dan satu sama lain saling pengaruh mempengaruhi dalam manusia sebagai individu yang bulat.

Marilah kita uraikan 4 macam dorongan nafsu tersebut di atas.

a. Dorongan nafsu vital : Ialah daya pendorongan dalam diri manusia yang di arahkan pada tercapainya nilai-nilai atau benda-benda yang berfaedah bagi organisme (jasad). Jika nilai atau benda-benda itu tidak tercapai/ tidak dapat dipenuhi, maka hidupnya tidak dapat dilangsungkan, dipelihara dan dikembangkan.

b. Dorongan nafsu egois : Istilah ini jangan dikacaukan dengan istilah yang di pakai sehari-hari, yang berarti hasrat mementingkan diri sendiri. Nafsu egois ini diberikan nama demikian, karena yang menjadi tujuan dari dari nafsu itu ialah perkembang diri pribadi sebagai seseorang, keinsyafan akan ”kesadaran pribadi”. Kesadaran akan diri pribadi ini mempunyai arti yang besar perkembangan kepribadian manusia, dalam mana terikat perasaan akan harga diri dan perasaan harga diri kurang ( kurang-harga-diri).

c. Dorongan nafsu sosial : Nafsu ini menyatakan akan kebutuhan sosial/pergaulan di dalam hidup bersama, penyesuaian diri dangan dan pengapdian diri kepada masyarakat. Dorongan egois yang telah diuraikan di atas. Hidup dorongan nafsu sosial, mendorong manusia berkumpul dan mengadakan kontak dengan manusia lain, berupa persahabatan, perkawinan, dan sebagainya yang memungkinkan hidup bermasyarakat. Jelas bahwa dorongan nafsu egois dengan dorongan nafsu sosial itu bukan merupakan sesuatu pertentangan (berlawanan) melainkan keduanya saling megisi satu sama lain. Tidak mungkin adanya hasrad sosial tanpa adanya keinsyafan akan harga diri. Keinsyafan akan harga diri, yang mendalam mempermudah perhubungan diri kepada orang lain. Di dalam segala perbuatan/tindakannya, manusia itu merupakan makhluk peseorangan dan makhluk sosial sekaligus. Hasrad untuk menyepurnakan diri (hidup nafsu egois) dan untuk menyerahkan diri (hidup nafsu sosial) tidak tepisah-pisah pada ”manusia sebagai manusia”.

d. Dorongan nafsu supra sosial : Pada dasarnya manusia itu berbeda dangan makhluk-makhluk yang lain.dorongan nafsu ini diarahkan kepada penghayatan atas perhubungan Yang Mahakuasa, sebagai asal segala yang ada.

Disini terletak segala penghayatan religius (keagamaan), yang dapat mejelma menjadi kepercayaan terhadap salah satu agama. Hidup nafsu ini membawa manusia kepada penyerahan diri seluruhnya, sebagai tujuan manusia yang tertiggi dan terakhri. Bila sikap ini berkembang pada manusia nafsu-nafsu yang lain akan terpengaruh dan bhkan akan mendapat arti yang baru yang lebih tinggi.

Yang manjadi dasar pembagian menjadi 4 macam dorongan nafsu itu ialah nilai-nilai atau benda-benda yamg hendak dicapai (harus dicapai agar dapat berkembang kemanusiaannya), yaitu:

  1. Apa yang dibutuhkan manusia guna mempertahankan dan mengembangkan jasadnya: nilai-nilai vital (hayati).
  2. Apa yang dibutuhkan manusia untuk dapat hidup “sebagai manusia”. Segala nilai-nilai yang dibutuhkan dan mengembangkan aku sebagai manusia (sebagai individu).
  3. Apa yang dibutuhkan manusia untuk dapat hidup “sebagai manusia”. Segala nilai-nilai untukmempertahankan mengembangkan aku sebagai makhluk sosial.
  4. Apa yang dibutuhkan manusia untuk dapat hidup “sebagai manusia”. Segala nilai-nilai yang mengembangkan dan mempertahankan manusia sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan

Dalam melakukan interaksi dengan dunia luar manusia menggunakan daya atau alat antara lain berupa : pengamatan, tanggapan, ingatan, fantasi, berpikir, perasaan dan kemauan..

D. PENUTUP

  1. Kesimpulan

a. Psikolologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia sebagai suatukesatuan yang bulat antara jasmani dan rohani

b. Psikologi pendidikan merupakan pecahan dalam ilmu psikologi yang dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental yang sangat erat kaitannya dengan pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.

c. Dari Pandangan Psikologi Pendidikan, diperoleh gambaran Manusia di samping sebagai mahluk individual juga sebagai mahluk sosial yang dalam prosesm perkembangan dan pertumbuhannya tidak dapat berlangsung dengan sempurnan tanpa bantuan dan sokongan dari dunia luar.

d. Manusia dalam melakukan interaksi dengan dunia luar di dorong oleh nafsu, baik nafsu mempertahankan diri, mengembangkan diri, maupun nafsu mempertahankan jenis.

e. Alat yang digunakan manusia dalam melakukan interaksi antara lain melalui: Pengamatan, tanggapan, ingatan, fantasi, berpikir, perasaan dan kemauan.

  1. Saran-saran

Psikologi pendidikan merupakan ilmu yang amat luas dan penting bagi kegidupan manusia terutama dalam memahami proses pertumbuhan fisik dan mental seseorang, maka disarankan kiranya dalam kajian dengan ilmu ini hendaknya dilakukan secara bertahap sehingga penguasaannya dapat lebih sempurna.

2 komentar:

frans2ggk mengatakan...

thanks for the article

Ridwan Gunawan mengatakan...

mantaps Makasih ya infonya

Bagi yang memiliki online shop dan ingin membuat website toko online lengkap, desain menarik, gratis penyebaran, SEO, Backlink, agar usaha nya mudah ditemukan banyak pembeli di internet, sehingga bisa meningkatkan penjualan, klik ya.. Jasa Pembuatan Website Toko Online Murah

Pusat Penjualan Hijab Jilbab Kerudung Terbaru harga termurah di Indonsia : Grosir Jilbab Murah di Indonesia.